Financial Reporting and Management Reporting System
·
Kode Berurutan (Sequantial Codes)
(Sequential codes) mewakili item-item dalam tatanan
yang berurutan (menurun atau menaik). Aplikasi umum dari kode
berurutan numerik adalah dokumen sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya.
·
Kode Blok (Block Codes)
Kode blok merupakan variasi dari pengodean berurutan
yang mengatasi dari sebagian dari kelemahan pada kode berurutan.
·
Kode Grup (Group Codes)
Digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa
yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih data yang saling berkaitan.
·
Kode Alfabetik (Alphabetic Codes)
Digunakan untruk tujuan yang sama seperti kode
numerik. Karakter alfabetik dapat ditempatkan secara berurutan (dalam urutan
alfabetik) atau dapat digunakan dalam teknik coding blok atau grup.
·
Kode Mnemorik (Mnemorik Codes)
Adalah karakteristik dalam bentuk akronim dan
kombinasi lainnya yang bermakna.
SISTEM BUKU BESAR
Gambar dibawah menunjukkan karakteristik buku besar umum
sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan
melalui arus informasi.
1. Voucher
Jurnal
Sumber
input bagi buku besar adalah voucher jurnal. Sebuah voucher jurnal, yang dapat
digunakan untuk mewakitli rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi
yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan, dan akun buku besar yang
dipengaruhi.
2. Basis
Data Sistem Buku Besar
Database GLS (General Ledger
System) terdiri atas sejumlah file transaksi,
file induk, file referensi dan file arsip.
·
File Induk Buku Besar Umum
merupakan file utama dalam database GLS. Basis dari file ini adalah kode daftar
akun perusahaan.
·
File Sejarah Buku Besar
Umum memiliki format yang sama dengan induk GL. Tujuan utama file ini adalah
untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis.
·
File Voucher Jurnal
Historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Informasi histories ini
mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk menghitung utilisasi
sumber daya.
·
File Pusat
Pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran dan utilisasi sumber
daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi.
·
File Anggaran Induk
berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk
pusat-pusat pertanggungjawaban.
3. Prosedur
Sistem Buku Besar
Prosedur pembaruan GLS
adalah dilakukan seperti juga operasi terpisah atau berhubungan dengan sistem
pemrosesan transaksi.
SISTEM
PELAPORAN KEUANGAN
1.
Pengguna
yang Canggih Dengan Kebutuhan Informasi yang Homogen
Laporan
keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang
canggih (sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative
homogen.
2.
Prosedur Pelaporan Keuangan
Proses akuntansi
keuangan (financial accounting process) dimulai dari status bersih di
awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan
kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan
langkah-langkah berikut:
1) mencatat
transaksi.
2) mencatat
jurnal khusus.
3) membukukan
ke buku besar pembantu.
4) membukukan
ke buku besar umum.
5) menyiapkan
neraca percobaan yang belum disesuaikan.
6) membuat
jurnal penyesuaian.
7) menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
8) menyiapkan
neraca percobaan yang telah disesuaikan.
9) menyiapkan
laporan keuangan.
10) menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penutup.
11) menyiapkan
neraca percobaan pasca penutup.
SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
1.
Faktor
yang Memengaruhi Management Report System
a.
Prinsip-prinsip
Manajemen
·
Formalisasi
Tugas.
Formalisasi pekerjaan suatu
perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung
pekerjaan tersebut.
·
Tanggung
Jawab dan Wewenang
Prinsip tanggung jawab
dan wewenang mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana
informasi mengalir. Lokasi manajer dalam jalur pelaporan memengaruhi ruang
lingkup dan perincian informasi yang dilaporkan.
·
Jangkauan
Pengendalian
Para manajer dengan
jangkauan pengendalian sempit sering terlibat dengan operasi yang terperinci
dan dengan keputusan yang spesifik.
·
Manajemen
dengan Pengecualian
Para manajer
membutuhkan informasi yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang
beresiko tidak dapat dikendalikan.
c.
Struktur
Masalah
Struktur suatu masalah mencerminkan
seberapa baik pengambilan keputusan memahami masalah tersebut. Struktur masalah
memiliki tiga elemen:
-
Data-nilai yang
digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut
-
Prosedur-urutan
langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan
masalah
-
Tujuan-hasil yang ingin
dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
d.
Tipe-Tipe
Pelaporan Manajemen
·
Tujuan laporan
Dua tujuan pelaporan
umum, yaitu:
-
Mengurangi tingkat
ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu masalah yang dihadapi pengambilan
keputusan
-
Memengaruhi perilaku
pengambilan keputusan dengan cara yang positif
·
Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram
memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.
Terdapat dua subkelas laporan terperogram: laporan terjadwal dan laporan
menurut perintah.
·
Atribut laporan
Agar efektif, suatu
laporan harus memiliki atribut berikut ini: relevan, ringkas, berorientasi
pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan singkat.
·
Pelaporan Ad Hoc.
Dalam dunia bisnis yang
dinamis, masalah-masalah yang muncul memerlukan informasi baru dan sering kali
tidak cukup waktu untuk menulis program computer tradisional untuk memastikan
informasi yang diperlukan. Namun demikian, kemajuan teknologi basis data
membuat kebutuhan langsung dan kapalitas untuk menghasilkan laporan tersedia
secara luas bagi para pengguna.
e.
Akuntansi
Pertanggung Jawaban
Sebagian
besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini
menyatakan bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi
perusahaan adalah tanggung jawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing
manajer. Arus informasi dalam system pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke
bawah melalui saluran informasi, hal ini mewakili dua tahap akuntansi
pertanggungjawaban:
1. Menciptakan
serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung
jawab manajer
2. Melaporkan
dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.
f.
Pertimbangan
Perilaku
·
Keserasian Tujuan
Jika diterapkan dengan
benar dalam perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan keserasian tujuan.
Manajer tingkat lebih rendah yang berusaha mencapai tujuannya berkontribusi
secara positif terhadap tujuan atasannya.
·
Informasi yang
Berlebihan
Informasi yang
berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang
dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem
pelaporan tidak mempretimbangkan tingkat organisasional dan jangkauan pengendalian
manajer dengan tepat. Informasi yang berlebihan akan membuat manajer
mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal
dalam membuat keputusan.
·
Ukuran Kinerja yang
Tidak Tepat
Salah satu tujuan
laporan adalah untuk menstimulun perilaku yang konsisten dengan tujuan
perusahaan. Ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu akan
berpengaruh sebaliknya.
Daftar Pustaka
A. Hall, James, Accounting Information System : 7e, 2010
No comments:
Post a Comment